Aku tak pasti orang lain, tapi untuk seorang AKU... Zone Kesendirian itu sangat-sangat awesome.
Tak. Aku tak rasa sunyi atau kekok, bosan. 'whatsoever'.
Bagi aku, kesendirian itu amat menenangkan. Aku benar-benar mampu menikmatinya dengan cara aku sendiri. Cukup bersamaku sebuah buku, kopi dan muzik.
Walau ada yang memandang tingkahku itu pelik, tapi... Pedulikan saja. Aku tak ganggu mereka dan mereka tak perlu rasa terganggu. Anggap saja aku tak pernah wujud di mata.
Selain itu, aku juga ada masalah dengan sesi perbualan yang sia-sia. Sekadar sembang kosong, serius aku tak minat. Kalau kau bosan, tolong jangan cari aku. Kau pasti akan rasa lebih bosan, dan menyesal ajak aku sembang...Hahahaha.
Ya, dulu-dulu memang macam tu'lah situasinya bila aku lepak seorang. Atau enjoy je travel sendirian. Nowadays, dah kurang sebab masing-masing pun sibuk dalam zone sendiri walaupun lepak berkumpulan (hahahaa).
So, bagi aku, bestlah. Tak lagi nampak pelik di mata orang. Jujur aku katakan, di rumah pun begitu. Hanya seorang/dua yang aku 'izin' masuk dalam rumah untuk lepak. Dan seseorang yang aku izinkan itu tentulah melepasi syarat-syarat (tanpa pengetahuan dia) dipatuhi.
Pendek kata, aku tak senang-senang nak ajak orang datang rumah dan lepak. Apa lagi bermalam. Jadi, bila dia jadi 'intan terpilih' tu, dia dan aku kena bersyukurlah (hahahaha).
Selebihnya, mininalist zone aku sangat-sangat minimalist. Aku suka quote penulis buku The More Of Less dan The Minimalist Hiome, Joshua Becker;
"Seorang minimalis cenderung mengutamakan aspek detail dan kejelasan dalam maksud atau tujuan seseorang. Pada dasarnya, minimalis mengarah pada fokus akan hal-hal yang spesifik dan mengabaikan hal-hal lain yang dapat mengalihkan perhatian".
